Blog Archive
-
▼
2011
(122)
-
▼
May
(19)
- Ciri-ciri Orang yang Gampang Digigit Nyamuk
- Rahasia Tersembunyi dari Berbagai Makanan di Sekit...
- Proses Terbentuknya Bulan
- White Hole, Fenomena Misterius Alam Semesta
- Orang Vegetarian Lebih Pintar
- Wow, Ternyata Monyet juga Bisa Menyesal !
- Pertualangan Kapal SS Jesmond & Penemuan Atlantis ...
- Burung Gallinagos media, Burung yang Mampu Terbang...
- Penjelasan Ilmiah Fenomena Air Mata
- Alasan Mengapa Penderita Tifus Tidak Boleh Banyak ...
- 10 Perilaku Aneh Manusia Sehari-hari
- 10 Nasihat Orang Tua yang Ternyata Berguna
- Foto-Foto Menakjubkan dari Ledakan Bintang
- Resep Unik 7 Negara Mengatasi Mabuk Miras
- Inilah Warna-Warni yang Bisa Menyegarkan Otak
- 10 Konsep Pesawat Pribadi Paling Mewah
- 7 Penyebab Selalu Mengantuk
- Terusan Panama dan Perkembangannya
- 6 Tempat Sampah Teknologi Canggih di Dunia
-
▼
May
(19)
Saturday, May 28, 2011
Alasan Mengapa Penderita Tifus Tidak Boleh Banyak Bergerak
Banyak orang menganggap penyakit Tifus adalah penyakit yang biasa. Penderitanya bahkan tidak mau mengikuti saran dokter agar istirahat total. Kenapa orang tifus tidak boleh banyak bergerak?
Tifus merupakan penyakit peradangan pada usus yang disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertular lewat makanan dan minuman yang airnya terinfeksi bakteri. Kuman ini masuk melalui mulut dan menyebar ke lambung lalu ke usus halus. Bakteri ini memperbanyak diri di dalam usus.
Pada minggu pertama, kuman dari Tifus hanya bisa dilihat dari feses. Lalu pada minggu kedua baru bisa diketahui lewat darah karena infeksi yang ada di usus sudah masuk ke dalam pembuluh darah. Dan pada minggu ketiga diagnosis bisa terlihat positif di urine.
"Biasanya pada minggu pertama tidak ditemukan hasil positif pada darah, itu yang sering orang sebut dengan gejala tifus. Padahal sebenarnya ia sudah terkena tifus tapi karena kumannya belum masuk ke pembuluh darah maka hasil tes darahnya negatif," ujar dr Dante Saksono H SpPD, PhD.
Menurut dr Dante, banyak orang mengartikan sakit tifus awalnya sebagai gejala tifus padahal itu tidak tepat. Orang yang baru gejala tifus sebenarnya sudah terkena penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda. Menurutnya yang benar adalah bukan penyakit gejala tifus tapi tetap penyakit tifus hanya stadiumnya saja yang berbeda.
Umumnya dalam mendiagnosis penyakit Tifus dilakukan pemeriksaan tes darah untuk melihat apakah ada antibodi yang dihasilkan oleh tubuh dari bakteri Salmonella typhi yang menyebabkan penyakit Tifus. Jika kuman tersebut sudah masuk ke dalam pembuluh darah, maka hasil tes darahnya akan positif.
Selain itu yang menjadi ciri paling khas dari Tifus adalah melihat jumlah leukositnya (sel darah putih). Umumnya jika suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri akan menyebabkan jumlah leukositnya meningkat, tapi tidak begitu pada penyakit tifus.
"Jika infeksinya diakibatkan oleh bakteri Salmonella, maka jumlah leukositnya akan menurun. Sedangkan untuk jumlah trombosit tidak bisa dijadikan patokan," ungkap dokter yang berpraktek di RSCM dan mengajar di FKUI ini.
Gejala yang biasa muncul dari penyakit Tifus adalah badan panas atau demam selama beberapa hari terutama siang dan malam, rasa sakit di perut bagian kiri, lidah bagian tengah berwarna putih tapi pinggirnya merah serta terjadi perubahan pola buang air besar (BAB).
dr Dante menuturkan jika seseorang sudah didiganosis positif terkena tifus, maka penanganannya adalah dengan mengonsumsi antibiotik yang tepat serta banyak istirahat di tempat tidur dan mengonsumsi air putih.
Kenapa perlu istirahat yang cukup di tempat tidur?
Penyembuhan penyakit Tifus ini adalah untuk menghilangkan bakteri yang masuk di tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan tidak banyak bergerak agar panas badan cepat turun.
Jika banyak bergerak bisa membuat suhu badan naik dan kuman akan terus berkembang biak masuk ke dalam darah. Banyak bergerak juga tidak baik karena orang dengan Tifus sedang mengalami masalah ususnya yang sedang ringkih yang bisa makin sakit jika banyak gerak.
"Orang dengan sakit Tifus boleh makan seperti biasa dan tidak harus makan yang lembek-lembek. Yang terpenting jangan terlalu banyak mengonsumsi sayuran berserat," ujar dr. Dante.
dr. Dante menjelaskan hal ini karena sayuran berserat sulit dicerna oleh usus, sedangkan pada saat orang terkena Tifus maka ususnya sedang luka akibat infeksi sehingga pasien harus mengurangi makanan yang sulit dicerna.
source : http://health.detik.com/
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)